Fonetik mengacu pada artikulasi bunyi bahasa. Para ahli fonetik telah
berhasil menentukan cara artikulasi dari berbagai bunyi bahasa dan
membuat abjad fonetik internasional sehingga memudahkan seseorang untuk
mempelajari dan mengucapkan bunyi yang tidak ada dalam bahasa ibunya.
Misalnya dalam bahasa Inggris ada perbedaan yang nyata antara bunyi tin
dan thin, dan antara they dan day, sedangkan dalam bahasa Indonesia
tidak.
Dengan mempelajari fonetik, orang Indonesia akan dapat
mengucapkan kedua bunyi tersebut dengan tepat.Abjad fonetik internasional, yang didukung oleh laboratorium fonetik, departemen linguistik, UCLA, penting dipelajari oleh semua pemimpin, khususnya pemimpin negara. Dengan kemampuan membaca abjad fonetik secara tepat, seseorang dapat memberikan pidato dalam ratusan bahasa. Misalnya, jika seorang pemimpin di Indonesia mengadakan kunjungan ke Cina, ia cukup meminta staf-nya untuk menerjemahkan pidatonya ke bahasa Cina dan menulisnya dengan abjad fonetik, sehingga ia dapat memberikan pidato dalam bahasa Cina dengan ucapan yang tepat. Salah seorang pemimpin yang telah memanfaatkan abjad fonetik internasional adalah Paus Yohanes Paulus II. Ke negara manapun beliau berkunjung, beliau selalu memberikan khotbah dengan menggunakan bahasa setempat. Apakah hal tersebut berarti bahwa beliau memahami semua bahasa di dunia? Belum tentu, namun cukup belajar fonetik saja untuk mampu mengucapkan bunyi ratusan bahasa dengan tepat.
sumber : https://diksatrasia.wordpress.com/2010/11/27/linguistik-umum/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar