Cari Blog Ini
Cari Blog Ini
Rabu, 31 Desember 2014
Budaya Akademik di Jerman
Budaya akademik di Jerman.
Jerman terkenal dengan keunggulan ilmu pengetahuan (science) dan teknologinya serta tergolong negara industri paling berprestasi dan paling maju perkembangannya. Beberapa merk terkenalseperti Mercedes Benz, BMW, Volkswagen, Audi, dan Adidas mengantarkan Jerman mendapat sebutan sebagai “juara dunia ekspor”.
Dari situs Tatsachenüberdeutschland (Fakta tentang Jerman) disebutkan bahwa dalam hal paten triade yang berlaku di seluruh dunia, Jerman memegang posisi ketiga setelah Amerika Serikat dan Jepang. Dengan lebih dari 26.500 pendaftaran pada Jawatan Paten Eropa, Jerman menjadi juara diantara negara Eropa.
Dengan memegang sepertiga lebih dari semua paten triade di bidang pengurangan emisi bahan beracun oleh kendaraan bermotor, Jerman menempati peringkat teratas di seluruh dunia. Penanggung jawab utama bagi pengorganisasian Inisiatif Keunggulan ialah Deutsche Forschungsgemeinschaft (Him-punan Riset Jerman – DFG), penyandang dana terpenting bagi penelitian. Sampai tahun 2017 diberi dana sebesar 2,7 miliar Euro kepada sejumlah perguruan tinggi yang dipilih oleh sebuah dewan pakar independen.
Inisiatif Keunggulan telah berdampak besar di segi struktural dengan dukungan erarah yang diberikannya kepada pembentukan struktur baru yang ramah riset serta kepada kerja sama interdisipliner, tidak hanya secara intrauniversiter, melainkan juga antarauniversitas, lembaga riset ekstrauniversiter dan dunia usaha.
Budaya Akademik Perguruan Tinggi di Jerman
Keunggulan Jerman dalam berbagai bidang di dunia tidak luput dari tingginya budaya akademik bahkan bisa dikatakan sudah menjadi nafas dilingkungan Perguruan Tinggi. Sesuai dengan motto pendidikan di Jerman yaitu “land of ideas”, mereka sangat konsen dalam menghadirkan atmosfir belajar mengajar berbasis research untuk menciptakan ahli-ahli yang kompeten.
Banyak perguruan tinggi yang telah mengadakan kerjasama baik berupa program joint degree, international program hingga bekerja sama dengan perusahaan, sehingga para Mahasiswa berkesempatan untuk magang dan langsung nbekerja di perusahaan yang diajak bekerjasama tersebut setelah menyelesaikan studi. Salah satu contohnya yaitu Technische Universität Braunschweig, salah satu Universitas yang ada di Negara bagian Lower Saxon, yang telah lama menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan diantaranya perusahaan mobil terkenal Volkswagen (VW).
Kegiatan-kegiatan seperti menyelenggarakan konferensi ilmiah, budaya long-term goal, strategi High-Tech, kerja tim sudah sangat lumrah terjadi di perguruan tinggi di Jerman. Kegiatan yang bersifat ilmiah menjadi ajang untuk saling bersinergi antara pemerintah pusat (Jerman), negara bagian dan pihak perguruan tinggi. Beberapa harilalu, tepatnya tanggal 19-21 Februari 2014 penulis berkesempatan menghadiri acara konferensi yang diselenggrakan oleh Berlin Mathematical School berjudul “2nd BMS Student Conference”, bertempat di tiga Universitas berbeda yaitu Freie Universität Berlin, Technische Universität Berlin dan Humboldt Universität Berlin. acara diisi oleh 18 pemateri yang backgroundnya bevariasi yakni 3 orang Profesor (Prof. Jose Figueroa-O’ Farrill dari University of Edinburg-UK, Prof. Gitta Kutyniok dari Technische Universitat Berlin-Germany dan Prof. Jochen Brüning dari Humboldt Universitatzu Berlin-Germany) serta sisanya disampaikan oleh para Mahasiswa dari berbagai Universitas mulai dari jenjang S1 sampai S3, baik mereka yang sedang melaksakan atau telah menyelesaikan penelitiannya.
Dari paparan tentang budaya akademik di Jerman di atas, diharapakan menjadi dorongan kuatagar pemerintah benar-benar fokus pada upaya peningkatan kualitas akademik di perguruan tinggi yaitu sebuah institusi yang diharapkan menjadi ‘ujung tombak’ dalam menghasilkan manusia-manusia unggul dan berprestasi yaitu sehingga plagiarisme di tanahair bisa dipangkas
sumber : https://www.facebook.com/wunderbar.bogor/posts/541163246000792
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar